Posted by DKT EKONOMI on Wednesday, November 5, 2014
JAKARTA. Indonesia masih menjadi primadona investasi pemodal dunia.
Ada sekitar 20 perusahaan global yang bergerak di bidang jasa keuangan
siap menanamkan uangnya di Indonesia. Para investor tersebut tergabung
dalam 20-20 Investment Association.
Asosiasi investor 20-20 merupakan investor yang berafiliasi dengan
Institut The EastWest. Organisasi internasional ini memiliki puluhan
korporasi kelas kakap sebagai anggotanya. Asal tahu saja, total dana
kelolaan para investor ini yang sedang melirik Indonesia itu mencapai
US$ 8 triliun atau sekitar Rp 96.000 triliun. Bila Indonesia bisa
menarik 10%-saja, minimal Rp 9.600 triliun masuk Indonesia.
Rencana itu terungkap dari pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi)
dengan para investor itu di Istana Negara, Selasa (4/11). Pertemuan ini
merupakan lanjutan dari acara Panel Discussion 20-20 Investment
Association di Jakarta, Senin (3/11).
Dalam pertemuan di Istana Negara, kemarin, Presiden Joko Widodo
menawarkan proyek infrastruktur jalan tol, pelabuhan, energi, dan kereta
api kepada para anggota 20-20 Investment Association. "Kita butuh dana
segar untuk pembangunan infrastruktur jalan tol, pelabuhan, energi dan
kereta api," ujar Jokowi, usai pertemuan itu, kemarin.
Thomas Trikasih Lembong, CEO & Managing Partner Quvat Invesment
Pte Ltd, salah satu anggota 20-20 dari Indonesia, mengatakan, para
investor yang berminat menanamkan modal di Indonesia sebagian besar
bergerak di bidang pengelolaan dana dan institusi finansial global.
Karena itu, sekitar 80% investor itu akan masuk melalui investasi
portofolio di pasar modal dan 20% membidik investasi langsung. Sektor
yang menjadi incaran mereka ialah pariwisata dan infrastruktur.
Bagi investor portofolio, mereka akan mengincar saham-saham di pasar
modal dan obligasi milik perusahaan yang bergerak di sektor pariwisata
dan infrastruktur. Sedangkan perusahaan investasi langsung akan
membenamkan dananya langsung di proyek-proyek yang ditawarkan
pemerintah. "Saat ini investasi portofolio masih lebih menarik karena
lebih likuid bagi investor maupun perusahaan," kata Thomas.
Harus sigap
Sebutlah Dodge and Cox dari AS, MMI Holdings (Afsel), Bosera Asset
Management (China), Mitsubishi UFJ Trust and Banking Corp (Jepang), SUN
Group (Kanada), Capital Group (AS), dan Heinz Family Office (AS) yang
tertarik masuk pasar keuangan Indonesia, menurut riset KONTAN dan BKPM.
Ada juga ICBC yang tertarik pasar perbankan, pembiayaan, tapi juga
melirik proyek Bandung Light Rail Transit. Begitu juga lembaga keuangan
Macquarie Group yang tak hanya menyasar pasar keuangan tapi tertarik
dengan proyek Bandara Soetta-Jakarta Railway.
Adapun Alstom dari Prancis, Taisei Corp (Jepang), Tust Advisory
(India), Daewo Exc (Korsel), Bombardier (Kanada) tertarik di proyek
infrastruktur, konstruksi, transportasi, sampai otomotif.
Tamba Hutapea, Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal yang
memaparkan sejumlah proyek kepada para investor 20-20, menyatakan,
banyak investor di forum itu tertarik menggarap proyek pengembangan
Bandara Soekarno Hatta, Proyek Kereta Jakarta dan Banten serta Proyek
Light Rail Transit Bandung. "BKPM siap melayani perizinan
investasi para
investor tanpa harus melalui pihak ketiga," kata Tamba.
Janji investasi ini memang menggiurkan. Patut ditunggu realisasinya,
bukan sekadar angin surga. Pun, pemerintah kita harus sigap dan cepat
menjaringnya.
Sumber : Kontan.co.id